Polda Papua Barat menggelar konferensi pers hasil identifikasi lima jenazah korban banjir bandang di ruang ante mortem DVI Polda Papua Barat, Selasa (20/5). Foto: AND
Manokwari – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua Barat berhasil mengidentifikasi 5 jenasah korban banjir bandang dan tanah longsor di kawasan Kali Meyof, Kampung Jim (Meyes), Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Provinsi Papua Barat.
Kelima jenazah yang diidentifikasi adalah jenazah yang dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Papua Barat.
Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ignatius B.A. Prabowo didampingi Kabid Dokkes, Kombes Pol. dr. Iskandar, dan Direskrimum, Kombes Pol. Novia Jaya dalam konferensi pers di ruang ante mortem DVI Polda Papua Barat, Selasa (20/5/2025).
Kabid Humas menjelaskan, sampai Selasa, 20 Mei 2025, total korban terdampak sebanyak 24 orang. Rinciannya, korban yang ditemukan sebanyak 13 orang dan korban yang belum ditemukan sebanyak 11 orang.
Lanjutnya, korban selamat 4 orang, korban meninggal dunia 9 orang, dimana 1 jenazah telah diserahkan ke pihak keluarga, sedangkan 5 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diidentifikasi.
“Saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan di lapangan. Kami sampaikan duka cita yang mendalam atas musibah ini,” kata Prabowo.
Ditanya soal kegiatan para korban di lokasi itu, apakah berkaitan dengan penambangan emas ilegal atau tidak, Kabid Humas mengakui, berdasarkan informasi, para korban adalah penambang emas secara tradisional.
“Berdasarkan informasi, mereka ini kerja tambang tradisional dan akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” tandas Kabid Humas.
Diungkapkannya, berdasarkan kronologi kejadian, saat itu terjadi hujan deras sampai beberapa jam, sehingga para korban menghentikan aktivitasnya, lalu masuk ke tenda.
Sebelum terjadi banjir bandang, tambah Prabowo, terdengar suara gemuruh yang sangat besar. “Jadi, ada empat orang yang selamat itu satu tenda yang sama. Mereka sempat menyelamatkan diri di ketinggian, satu orang sempat tersangkut, tetapi berhasil diselamatkan temannya. Sedangkan korban lain tidak sempat menyelamatkan diri, sehingga terseret arus,” terang Kabid Humas.

Sementara itu, kata Kabid Dokkes, kelima jenazah yang sebelumnya dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Senin, 20 Mei 2025 malam, telah diidentifikasi tim DVI Polda Papua Barat.
Menurut Iskandar, proses identifikasi dilakukan secara ilmiah melalui metode pemeriksaan sidik jari, pencocokan data medis, dan pengumpulan informasi ante mortem dari keluarga.
Untuk itu, ia mengimbau, masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga segera memberi data pendukung guna mempercepat proses identifikasi jenazah lain.
Diakui Kabid Dokkes, pihaknya sempat mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi secara visual, karena dari kondisi awal jenazah terdapat banyak lumpur dan jenazah sudah tidak normal, sehingga dilakukan beberapa tahapan dan akhirnya berhasil mengidentifikasi kelima jenazah tersebut.
“Jadi kesulitan kondisi awal itu bisa terjawab berkat kerja sama antara tim Inafis dan DVI Polda Papua Barat,” kata Iskandar.
Kelima jenazah yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polda Papua Barat, yaitu: Yoseph E. Efrem (21 tahun) seorang petani asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Porman Takaliumang (53 tahun) seorang nelayan asal Talaud, Sulawesi Utara.
Selanjutnya, Okden Wote (39 tahun) berasal dari Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Rahawarin (40 tahun) asal Maluku Tenggara, dan Oce Takaliumang (45 tahun), seorang petani asal Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. [AND-R1]